1 Tetapkan pengeluaran bulanan jika ingin sukses jadi wirausahawan Ilustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana) Langkah pertama dalam persiapan menjadi wirausahawan adalah dengan menetapkan pengeluaran bulanan secara seksama. Pemasukan ketika kamu menjadi seorang wirausahawan bisa saja lebih dari ketika kamu masih menjadi seorang karyawan.
Anda bisa menjadi kolumnis ! Kriteria salah satu akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini Oleh Frangky Selamat “Saya ingin cepat kaya, punya mobil mewah, rumah besar, tanah luas, jalan-jalan ke luar negeri, senang-senang dan itu sulit terwujud jika saya menjadi karyawan bergaji tetap dan kecil pula,” ungkap seorang mahasiswa ketika ditanya motivasinya ingin menjadi wirausaha. Alasan itu tidak cuma diutarakan satu atau dua mahasiswa saja, hampir separuh kelas kewirausahaan yang saya asuh menyatakan kaya? Apakah arti kaya “yang sesungguhnya”? Jika mengacu pada jawaban sang mahasiswa tentu mengarah pada harta duniawi. Anak zaman sekarang bilang itu “hedon”. Jika ditelusuri lebih lanjut ternyata kaya di mata mereka adalah jalan menuju bahagia.“Kalau saya miskin bagaimana bisa bahagia, jika hanya untuk makan dan senang-senang saja, sudah susah,” lanjut sang mahasiswa itu lagi. Menjadi kaya adalah salah satu sarana untuk bahagia. Tidak ada yang salah, tetapi tingkatannya masih rendah, demikian sejumlah pemuka agama berpendapat. Dengan menjadi kaya semestinya bisa memuliakan sesama. Membuat senang sang Pencipta. Mengacu ke Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, mulia bermakna tinggi tentang kedudukan, martabat dan pangkat, tertinggi dan terhormat. Alangkah indahnya jika dengan kaya dapat memuliakan sesama. Membuat masyarakat bahagia dan sejahtera.
Dalammenjalankan sebuah usaha, seorang wirausaha harus memiliki sifat berani dalam dirinya. Sifat berani yang dimaksud ialah berani mengambil keputusan, berani mengambil tantangan, dan berani dalam menghadapi situasi apapun yang berkaitan dengan bisnis yang dijalankan. 3. Disiplin
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Lifestyle » Wirausaha atau Karyawan, Mana yang Cocok untuk Anda? Dibaca Normal 9 Menit Wirausaha atau Karyawan, Mana yang Cocok untuk Anda? Belum lama ini saya membaca soal perbandingan wirausaha vs karyawan dalam The Cashflow Quadrant. Ternyata keduanya memiliki suka dukanya masing-masing. Mari kita simak beberapa perbedaan antara menjadi wirausaha dan karyawan disini. Wirausaha vs Karyawan,Lebih Baik Menjadi yang Mana?Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan BisnisWirausaha vs Karyawan Suka dan Dukanya1 Perbedaan Sistem2 Perbedaan Risiko3 Perbedaan Pola Pikir4 Perbedaan Ancaman5 Perbedaan Tanggung Jawab6 Perbedaan JalanMana yang Anda Pilih? Wirausaha vs Karyawan,Lebih Baik Menjadi yang Mana? Dewasa ini, banyak individu yang mencari rasa aman secara finansial dengan bekerja. Mengapa demikian? Karena biasanya itulah yang diajarkan oleh orang tuanya. Prinsip keamanan finansial ditanamkan lebih dalam daripada kebebasan finansial. Dengan pendidikan tinggi, banyak yang merasa pendidikannya lebih bermanfaat jika digunakan untuk bekerja daripada berbisnis atau berinvestasi. Namun tidak sedikit juga yang gerah dan memilih untuk berbisnis dengan harapan bisa memperoleh kebebasan finansial. Mereka memikirkan masa depannya dan berharap bisa keluar dari keamanan finansial menjadi bebas finansial. Namun rasa takut untuk menjadi wirausaha pasti ada, karena tidak semua bisnis bisa berhasil. Alih-alih menjadi bebas finansial, bisa saja kita malah kehilangan keamanan finansial yang sudah ada selama ini. Jadi, sebenarnya lebih baik menjadi wirausaha atau karyawan sih? Sebenarnya keduanya sah-sah saja dilakukan, karena banyak cara untuk menghasilkan uang. [Baca Juga 10 Kisah Inspirasi Usaha Para Pengusaha Sukses di Indonesia Mampu Memanfaatkan Peluang Usaha] Hal ini tercermin dalam The Cashflow Quadrant, dimana ada 4 cara untuk menghasilkan pendapatan, 2 diantaranya adalah sebagai B pemilik usaha/ wirausaha atau jenis E karyawan. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan tidak ada yang dapat dinilai lebih baik daripada yang lain. Setiap orang memiliki preferensinya sendiri dan bebas memilih. Sekedar intermezzo, apakah Anda suka membaca buku-buku tentang keuangan seperti The Cashflow Quadrant dari Robert T. Kiyosaki? Jika iya, yuk perbanyak pengetahuan keuangan Anda dengan membaca ebook keuangan dari Finansialku. Selain isinya yang pastinya padat dan menarik, ebook Finansialku bisa Anda dapatkan secara GRATIS. Jadi tunggu apa lagi, segera unduh ebook-nya dengan klik tautan berikut ini Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis Kembali ke dalam inti pembahasan. Melalui artikel ini, Finansialku akan menjelaskan beberapa perbedaan antara bisnis jenis B dan jenis E untuk melihat mana yang lebih sesuai dengan preferensi Anda. Yuk simak ulasannya di bawah ini! Wirausaha vs Karyawan Suka dan Dukanya Saya ingin memulai dengan mengatakan bahwa keduanya merupakan alternatif yang dapat Anda pilih. Saya paham bahwa jalan setiap orang berbeda dan tidak ada salahnya memilih yang berbeda dari orang lain. Semuanya kembali pada preferensi Anda, dan disini saya hanya menjabarkan bagaimana keduanya berbeda dari segi suka dan dukanya. Jadi, yuk mari mulai pembahasannya 1 Perbedaan Sistem Salah satu perbedaan signifikan antara menjadi wirausaha dan karyawan adalah pada sistemnya. Seorang wirausaha yang sukses sudah menciptakan sebuah sistem dimana dirinya dapat meninggalkan bisnis mereka selama setahun dan mungkin menemukan bisnisnya telah berkembang pesat saat ia kembali. Namun tidak demikian bagi seorang karyawan. Karyawan justru merupakan bagian dari sistem itu sendiri, sehingga jika ia meninggalkan pekerjaannya selama setahun, kemungkinan besar karirnya hancur tak bersisa. Jadi bisa dibilang seorang karyawan akan sulit meluangkan waktu, karena bekerja sebagai sebuah sistem yang bertanggung jawab dengan kemampuannya. Dengan demikian secara otomatis penghasilannya juga terhenti jika ia mengambil libur panjang. Berbeda halnya dengan wirausaha yang perusahaannya masih berjalan seperti biasanya dengan keberadaan staff dan seluruh karyawannya sehingga saat ia berlibur, penghasilannya tetap mengalir masuk. Namun penting bagi wirausaha untuk bisa mengendalikan sebuah sistem dan mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain. Karena meski berbisnis sendiri, namun semuanya dipegang sendiri, ya sama saja dengan bekerja sebagai karyawan. Anda harus bisa belajar mendelegasikan pekerjaan dan membentuk sebuah sistem yang baik. Bayangkan berapa banyak waktu yang dapat Anda gunakan untuk melakukan hal yang jauh lebih penting jika berhasil. 2 Perbedaan Risiko Suka duka kedua ini umumnya menjadi penentu keputusan untuk menjadi wirausaha atau karyawan. Saat Anda bertanya kepada seseorang apakah Anda rela melepas pendapatan tetap dari pekerjaan untuk mencoba menjadi wirausaha, biasanya risikolah yang pertama kali dipikirkan. Tentunya, menjadi seorang wirausaha memiliki risiko yang tinggi. Anda tidak akan lagi memperoleh pendapatan tetap layaknya karyawan, pendapatan Anda berubah dari waktu ke waktu. [Baca Juga Cari Tahu! Apakah Anda Termasuk dalam Orang Sukses Menang yang Siap Mengambil Risiko atau Maunya Main Aman] Banyak orang yang akan berpikir, “Bagaimana jika bisnis gagal dan saya bangkrut?” Namun pernahkan Anda berpikir, “Bagaimana jika bisnis sukses dan saya menjadi miliarder?” Jadi, bisa disimpulkan bahwa disini Anda perlu melihat toleransi risiko Anda. Saat Anda siap merisikokan pendapatan tetap Anda untuk peluang lebih besar namun bisa juga lebih kecil loh ya, maka Anda boleh menjadi wirausaha. Namun jika Anda lebih memilih aman, maka Anda bisa tetap menanjak karir. 3 Perbedaan Pola Pikir Poin ketiga ini mungkin bukan suka duka, namun ini bisa dijadikan pertimbangan apakah Anda lebih sesuai bekerja atau berbisnis. Pertama-tama, cobalah jawab pertanyaan ini dalam hati, “Apakah Anda dapat membuat hamburger yang lebih baik daripada McDonald’s?” Jika saya bertanya demikian, kemungkinan besar hampir seluruhnya akan menjawab bisa. Namun saat Anda menanyakan hal berikutnya, “Apakah Anda dapat membangun sistem yang lebih baik daripada McDonald’s?”, maka disitulah muncul perbedaan karakteristik. Seorang karyawan umumnya berpikir untuk menghasilkan burger yang lebih baik, sedangkan seorang wirausaha menginginkan sistem bisnis yang lebih baik. Karyawan cenderung mementingkan kualitas, ia berpikir bahwa dirinya mampu menghasilkan burger yang jauh lebih baik dari McDonald’s tanpa memikirkan bahwa ia takkan mampu menghasilkan ratusan burger per hari jika ia mengerjakan semuanya sendiri. Sedangkan wirausaha lebih memikirkan bagaimana sistem yang sebaiknya diterapkan agar bisnis tersebut dapat berjalan sendirinya tanpa kehadirannya dan memperoleh kesuksesan lebih daripada McDonald’s. 4 Perbedaan Ancaman Jujur saja, sebagai seorang karyawan kita akan selalu takut tersingkir oleh sistem atau seseorang yang lebih baik. Hal ini disebabkan bahwa selamanya karyawan adalah karyawan, yang bisa digantikan atau diberhentikan kapan saja. Sementara itu, seorang wirausaha tidak perlu takut dirinya dipecat atau digantikan, karena dia adalah bos atas dirinya sendiri. Namun bukan berarti menjadi wirausaha tidak ada ketakutan. Seorang wirausaha juga akan selalu takut bisnisnya hancur. Dengan demikian, keduanya sama-sama memiliki ancaman. Hanya saja ancamannya berbeda. Namun jelas bahwa keduanya perlu terus mengembangkan diri agar bisa memberikan yang lebih baik dan meminimalkan ancaman yang menghantuinya. 5 Perbedaan Tanggung Jawab Pernahkah Anda sebagai seorang karyawan berpikir, “Duh jenuh kerja terus seperti ini. Kalau jadi wirausaha enak ya bisa santai-santai uang mengalir terus.”? Tapi tahukah Anda, bahwa di saat seorang karyawan memikirkan tanggung jawabnya sebagai pekerja, seorang wirausaha juga memiliki tanggung jawab atas bisnis dan seluruh karyawannya? [Baca Juga Menelusuri Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Performa Karyawan] Jadi sebenarnya keduanya punya tanggung jawab, hanya saja tanggung jawabnya berbeda. Memang betul wirausaha bisa berlibur dan tetap memperoleh uang, seperti telah diungkapkan pada poin pertama tadi. Namun bukan berarti ia melepaskan tanggung jawabnya. Dirinya tetap harus bertanggung jawab saat ada masalah dalam perusahaan. Sementara sebagai karyawan, Anda tidak perlu peduli pada kesuksesan perusahaan dan sesama rekan kerja. Gaji akan tetap Anda terima dengan rutin setiap bulannya. 6 Perbedaan Jalan Sama seperti 5 poin sebelumnya, poin ini akan menjelaskan bagaimana sebenarnya wirausaha dan karyawan itu serupa namun tidak sama. Ini juga terlihat dari bagaimana mereka berjalan berjalan dalam karirnya. Seorang karyawan akan selalu mengikuti jalan yang sudah ada, dengan anggapan dia harus menjalankan kewajibannya sesuai yang ditentukan perusahaan. [Baca Juga Cara Karyawan Melek Keuangan, Penting atau Tidak Penting HARUS Dilakukan] Mungkin terkadang ini membuat seorang karyawan jenuh dan haus akan kebebasan. Namun Anda juga harus tahu, jalan yang Anda tempuh saat ini adalah jalan yang diciptakan oleh wirausaha. Disaat karyawan mengikuti jalan, seorang wirausaha harus mencari jalan. Dia harus berpikir bagaimana seharusnya perusahaannya berjalan, apa saja hak dan kewajiban setiap bagian dari perusahaan, dan demikian seterusnya. Jadi sebenarnya keduanya sama-sama punya kewajibannya masing-masing, meski mungkin bagaimanapun rumput tetangga akan terlihat lebih hijau dan lebih menarik. Mana yang Anda Pilih? Di samping banyaknya perbedaan pada wirausaha dan karyawan, sebenarnya tampak bahwa keduanya sama-sama memiliki beban dan kewajiban masing-masing. Jadi, Anda bisa lebih bijak sebelum memilih untuk bekerja atau berbisnis. Mana yang sesuai dengan preferensi Anda, apakah menjadi wirausaha vs karyawan? Perlu Anda ketahui, dalam The Cashflow Quadrant dijelaskan bahwa terdapat kemungkinan untuk berpindah dari satu kuadran ke kuadran lain. Umumnya seseorang ingin mengawali karirnya dengan menjadi individu E pegawai terlebih dahulu untuk memperoleh pengalaman sebagai dasar untuk membuka bisnis sendiri. Ia kemudian akan berusaha untuk berpindah ke kuadran S pekerja lepas untuk melepaskan rutinitas bekerjanya dan mengharapkan peluang kesuksesan yang lebih besar. Banyak yang memilih untuk berpindah ke kuadran S terlebih dahulu daripada ke kuadran B pemilik usaha karena banyak kasus perpindahan ke kuadran B yang macet dan ujung-ujungnya kembali ke kuadran S. Setelah sukses di kuadran S, barulah biasanya seseorang berpikir untuk pindah ke kuadran B dan I Investasi. Namun perpindahan ini tidaklah mudah. Untuk dapat memulai kuadran B atau I, seseorang harus memahami gambaran luas dari sebuah bisnis, mulai dari kebutuhan bahan bakunya, sistem pemasarannya, sistem pengembangan sumber dayanya, lokasi dan dekorasinya, kualitas produknya, hingga sistem distribusinya. Nyatanya banyak sekali gagasan bagus yang diusulkan, namun hanya sedikit yang mampu membangun usaha dengan produk dan sistem yang hebat. Oh iya, jika Anda ingin membuka usaha tapi tidak mempunyai modal yang besar, Anda bisa tonton video Ide Usaha dengan Modal Kecil dari channel Youtube Finansialku berikut ini Bagaimana dengan Anda? Manakah yang menjadi pilihan Anda? Bagikan jawaban Anda pada kolom komentar di bawah ya.. Bagikan juga artikel ini kepada teman dan kerabat Anda ya.. terima kasih! Sumber Referensi Robert T. Kiyosaki. 2001. The Cashflow Quadrant Panduan Ayah Kaya Menuju Kebebasan Finansial Christantio Utama. 9 April 2019. 7 Perbedaan Karakter Antara Pengusaha Vs Pekerja, Kamu yang Mana?. – Evelyn Davsy. 30 September 2016. 13 Perbedaan antara Karyawan dan Pengusaha, Kalau Kamu Termasuk yang Mana?. – Sumber Gambar Wirausaha vs Karyawan – Fransiska Ardela, memiliki background pendidikan S1 di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan. Memiliki ketertarikan dan pengalaman di bidang pendidikan, product management, dan entrepreneurship. Related Posts Page load link Go to Top
Salahsatu karakteristik yag harus dimiliki ketika berwirausaha adalah mandiri dan realistis. Hal ini karena ketika berwirausaha membutuhkan kemampuan untuk mengambil keputusan cepat. Seorang wirausahawan harus menjadi mandiri dan realistis jika ingin usaha yang digelutinya berkembang dengan pesat. 6. Memiliki keterampilan personal
Assalamu’ Source Image Jadi Wirausahawan atau Karyawan? Sebuah pertanyaan umum yang sering menjadi perdebatan banyak orang. Saling berargumentasi tentang hal-hal positif maupun negatif antara Pengusaha vs Karyawan, lebih baik mana? Tentunya hal ini sudah sewajarnya, karena sesuatu yang saling berlawanan selalu menimbulkan Pro dan Kontra. Dalam tulisan kali ini saya ingin mengulas kedua hal tersebut dari pandangan saya sendiri. Jika ditanya enak yang mana, tentunya setiap orang memiliki jawabannya sendiri-sendiri. Kalau saya sendiri, menjadi wirausahawan. Berikut adalah kenapa saya memilih dan berusaha menjadi wirausahawan daripada menjadi karyawan Kerja Bebas Tanpa Terkekang Hal pertama yang menjadi alasan kenapa memilih menjadi wirausahawan karena kita bisa kerja tanpa banyak aturan seperti ketika menjadi seorang karyawan. Aturan kita yang buat sendiri bukan orang Ditentukan Dari Diri Sendiri Yapz, ketika kalianemkadi seorang wirausahawan ita bebas atur pemasukan. Jika ingin dapat banyak harus rajin dan kerja keras sedangkan jika ingin sedikit maka silahkan bermalas-malasanBebas Atur Waktu Berbeda dengan menjadi karyawan, ketika kita memiliki sebuah usaha sendiri maka kita bebas mengatur jam kerj tanpa takut dikekar deadline tugas dllTidak Takut Dimarahi Boz Siapa yang ingin memarahi jika kita boz nya?Itu enaknya jadi wirausahawan, namun tidak adil rasanya jika hanya membicarakan enaknya saja tanpa mengulas tidak enaknya. he he… Berikut beberapa hal yang mungkin pernah dialami oleh kalian yang memutuskan menjadi seorang wirausahawan Butuh Modal Hal pertama yang harus diketahui ketika ingin menjadi seorang wirausahawan adalah kalian harus punya modal. Modal terbagi menjadi dua, yaitu modal materi dan modal ilmu. Karena tanpa keduanya, sebuah usaha tidak akan jalanButuh Perencanaan Dan Strategi Ketika kalian ingin membuka sebuah usaha, kalian butuh yang namanya modal sebagai utamanya. Setelah itu, kalian harus membuat sebuah perencanaan dan strategi yang matang agar berhasil sesuai Rugi Ditanggung Sendiri Yang namanya berwirausaha, kalian harus siap dengan yang namanya rugi alias boncos. Dan perlu kalian ketahui, itu semua harus kaian tanggung sendiriPerjuangan Merintis Usaha Tidak Mudah Hal selanjutnya adalah ketika merintis sebuah usaha itu tidaklah mudah. Kalian harus benar-benar memiliki modal cukup baik ilmu maupun materi. Setelah itu butuh perencanaan yang matang. Selain itu, tidak ada wirausaha yang berhasil dalam percobaan pertama, butuh gagal beberapa kali untuk bisa belajar dari pengalaman agar mendapatkan hasil yang lebih baik kedepannyaNah, jika kalian sudah tahu suka duka menjadi wirausahawan, kita lanjut ke pembahasan enaknya menjadi karyawan. he he… Berikut adalah ulasannya Gaji Pasti Ketika menjadi seorang karyawan, penghasilan per bulan sudah pasti. Tidak berkurang, bahkan setiap tahunnya bisa naik. Selain itu, terkadang mendapatkan bonus jika kinerja kita Kerja Terjadwal Hal enak kedua menjadi karyawan adalah jam kerja sudah terjadwal. Jadi kalian tidak perlu pusing memgatur jadwal kerja kalian. Semua sudah diatur oleh perusahaanTidak Takut Rugi Hal berikutnya enaknya menjadi seorang karyawan adalah tidak takut rugi. Ketika sebuah perusahaan rugi atau bangkrut karyawan tidak ikut menanggung rugi. Bahkan jika sampai di PHK massal, masih bisa menuntut mendapatkan pesangon jika sudah lama bekerja di perusahaan tersebutItulah enaknya jadi karyawan, bagaimana dengan tidak enaknya? Sabar, akan saya ulas dulu tidak enaknya jadi karyawan menurut pengalaman saya sendiri Terkekang Dengan Aturan Ketika kalian menjadi seorang karyawan, kalian akan menandatangani sebuah kontrak dengam segala ketentuan dan persyaratan yang dibuat oleh tempat kalian bekerja. Dan jika kalian tidak mengikutinya, maka otomatis kalian akan dipecatKerja Monoton Hal kedua tidak enaknya menjadi laryawan adalah kita melakukan hal yang sama terus menerus setiap hari di tempat kerja sehingga kadang timbul rasa jenuh akibat terlalu monoton. Kerja keras maupun tidak hasilnya sama, karena gaji tetap Bisa Mengembangkan Ide Dan Bakat Karena kita masuk dalam lingkaran kerja yang monoton, terkadang kita tidak bisa mengembangkan ide maupun bakat yang kita punya. Namun hal ini tidak bisa dipukul rata, karena setiap orang punya caranya sendiri-sendiri dan jenis Teman Tidak Jujur Hal selanjutnya adalah mendapatkan teman atau rekan kerja yang tidak jujur. Ini merupakan pengalaman pahit yang pernah saya alami, karena ketika menjadi karyawan selalu saja ada rekan yang bisa dibilang ” Teman makan Teman “. Saya dulu pernah, hampir setiap bulan harus tombok akibat ada beberapa rekan kerja yang tidak Bos Hal pahit lainnya adalah dimarahi boz entah itu karena kesalahan sendiri atau orang lain. Namun paling tidak enak jika karena kesalahan orang lain. Pengalaman saya dulu, saya dimarahi akibat ulah rekan kerja yang pandai cari muka di depan kalian tahu kelebihan dan kekurangannya, saya harap kalian bisa menelaah lebih jauh dan mengambil point-point penting yang sudah saya sampaikan diatas. Sekarang harus bagaimana? Sebuah pertanyaan yang cukup bagus untuk mencari solusi bukan hanya berdebat tentang pro dan kontra yang menyita waktu dan tidak berujung. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kalian persiapkan jika ingin menjadi seorang wirausahawan Mencari Modal Ketika kalian tidak punya modal, kalian bisa menjadi karyawan terlebih dahulu. Kalian bisa mengumpulkan materi sambil belajar menjadi seorang wirausahawan. Solusi paling bagus adalah menjadi karyawan dari bidang yang ingin kalian tekuni sambil perlahan-lahan mengambil ilmunya sedikit demi sedikit serta mengumpulkan uang. Jadi selain mendapatkan modal ilmu, sekaligus mendapatkan modal materi. Namun jika kalian menjadi karyawan pabrik, kalian hanya bisa mengumpulkan modal materi. Solusinya adalah belajar dari luar sambil mengumpulkan modalMembangun Relasi Dalam membangun sebuah usaha, kalian selalu butuh yang namanya relasi dan hal tersebut tidak bisa didapat satu dua hari saja. Relasi dalam dunia usaha datang ketika kalian mau mengenal lebih banyak orang dan tidak takut untuk menjalin kerjasamaMencari Partner Kalian bisa mencari partner jika masih takut melakukannya sendiri, tentunya kalian tidak boleh sembarangan karena akan berdampak besar di kemudian hariMencari Pengalaman Kalian hanya perlu action dan belajar mencari pengalaman. Karena tanpa action, kalian tidal akan pernah menjadi berpengalaman. Karena semua orang tidak bisa langsung sukses, butuh gagal untuk memperbaiki. Jadi mungkin benar kata pepatah, ” Pengalaman adalah guru terbaik yang harus dicari bukan dinanti “Berani Mengambil Keputusan Kalian harus berani mengambil sebuah keputusan tanpa campur tangan orang lain. Namun perlu kalian ketahui, kalian harus mempertimbangkannya secara matang sebelum mengambil sebuah keputusan. Dan disinilah kemampuan mengambil keputusan diasah perlahan-lahanJadi, pada kesimpulannya menjadi wirausahawan atau karyawan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan tidak ada yang lebih baik namun kalian bisa memilih. Selain itu, kalian jika saat ini masih menjadi karyawan namun ingin menjadi seorang wirausahawan harus berani bergerak mulai saat ini. Sudah banyak kisah sukses karyawan menjadi pengusaha yang dapat kalian jadikan apa yang sekarang sudah berjalan, dan teruslah belajar jika sekarang masih menjadi karyawan dan ingin menjadi seorang wirausahawan. Karena butuh banyak hal yang harus dipelajari dan diamati sebelum mengambil sebuah keputusan yang krusial. Tanpa persiapan yang matang, sesuatu yang dibangun setengah-setengah hanya akan menjadi sia-sia dan berbuah saja menjadikan orang lain yang sudah sukses sebagai inspirasi dan panutan, namun ada hal yang lebih penting yaitu harus menemukan apa yang sebenarnya kalian inginkan dan kuasai. Karena semua hal yang dilakukan itu berdasarkan pada diri sendiri bukan orang lain, jadi paculah diri sendiri untuk terus bergerak dan belajar untuk meraih apa yang menjadi impian kalian entah menjadi karyawan ataupun hanya sekedar opini menurut pandangan dan pengalaman saya sendiri, tidak bisa dibenarkan ataupun disalahkan. Karena pada dasarnya kembali lagi bahwa setiap orang memiliki bidang yang ingin digeluti sendiri-sendiri. Saya hanyalah penulis ingin menulis apa yang ingin saya tulis sambil berharap tulisan saya suatu saat bermanfaat untuk orang lain berdasarkan apa yang saya pelajari, pahami dan pernah lalui. he he….Besar harapan saya hal ini dibaca oleh visitor yang saat ini masih bersekolah dan dalam jenjang SMK agar pikirannya lebih terbuka tentang dunia kerja dan masa depan sebelum terlambat menyadari kerasnya hidup. Karena sebelumnya saya pernah menulis tentang Fenomena Kelulusan Anak Sekolah Dan Budaya Salah Kaprah Coret-coretan Serta Konvoi. He he…Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang Jadi Wirausahawan Atau Karyawan? Pilih Mana?. Semoga dengan tulisan ini kalian dapat menangkap point-point penting yang sudah saya sampaikan diatas. Apabila ada kritik, saran maupun pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar. Apabila dirasa bermanfaat, jangan lupa untuk subscribe dan share artikel di blog ini ya?Wassalamu’ navigation
Sebaiknyaditunda Dulu 7. Ingatlah bahwa Setiap Bisnis Pasti ada Resikonya 1. Fokus dengan Tujuan Anda Jangan terlalu terburu-buru untuk mulai berbisnis di berbagai bidang. Pilihlah salah satu bidang yang paling anda kuasai untuk mulai memaksimalkan potensi dan bakat anda. Fokuslah dengan inovasi produk yang akan merebut perhatian calon pelanggan.
Bertahun-tahun menjadi karyawan dan ingin banting setir menjadi seorang wirausahawan, apakah mudah dilakukan? Tidak sedikit dari kita yang akhirnya kehilangan pekerjaan karena kondisi COVID-19. Kadang hal ini pun mendorong kita untuk mendirikan usaha demi mencari penghasilan bulanan. Berikut ini adalah tips dari Aulia Akbar, CFP, Financial Educator bagi para karyawan yang ingin merintis usaha barunya sebagai wirausahawan. Sebagai wirausahawan, pisahkan rekening pribadi dan bisnis, serta gajilah diri Anda Sudah seharusnya Anda memiliki rekening yang terpisah antara rekening pribadi dan bisnis. Hal ini untuk mempermudah proses pencatatan keuangan bisnis Anda. Demi kesehatan keuangan usaha, tidak ada salahnya untuk menggaji diri sendiri. Pengeluaran atas gaji akan masuk ke bagian beban operasional usaha Anda. Sementara itu, laba bersih yang didapat dari kegiatan wirausaha tentu bisa digunakan untuk kebutuhan ekspansi usaha. Tetapkan pengeluaran bulanan Lakukan perhitungan atas pengeluaran bulanan Anda dengan seksama. Pemasukan Anda sebagai wirausahawan bisa saja melebihi pemasukan bulanan saat menjadi karyawan, namun ketahui pula bahwa pemasukan itu bersifat tidak tetap. Akan ada masa di mana pemasukan Anda menjadi lebih kecil begitu pun sebaliknya. Bahkan, ada pula masa-masa di mana Anda tidak mendapatkan pemasukan sama sekali lantaran risiko usaha. Karena itu, usahakan agar pengeluaran bulanan untuk kebutuhan sehari-hari Anda bersifat tetap. Sehingga Anda bisa menghitung berapa dana darurat dan uang pertanggungan asuransi yang dibutuhkan. Siapkan dana darurat Sebelum memulai wirausaha, hal yang wajib Anda miliki adalah dana darurat yang memadai. Ketahui bahwa penghasilan Anda sebagai wirausahawan tidaklah tetap. Risiko berkurang atau hilangnya penghasilan karena usaha berpotensi terjadi kapan saja. Karena itu, Anda harus menyimpan dana darurat setara lebih dari 6 kali pengeluaran bulanan atau 12 kali pengeluaran bulanan. Dana darurat ini berfungsi sebagai dana untuk memitigasi risiko di saat Anda tidak bisa mencetak penghasilan bersih dari usaha. Sekadar diketahui, keuangan bisnis merupakan hal yang berbeda dengan keuangan pribadi. Saat Anda memutuskan berbisnis, langsung pisahkan keuangan untuk bisnis dan keuangan pribadi. Selain itu, Anda harus disiplin dalam pembukuan sejak awal. Miliki proteksi Bila saat ini Anda mendapat fasilitas asuransi kesehatan dari kantor untuk diri sendiri maupun anggota keluarga, maka fasilitas itu tidak akan Anda peroleh lagi secara gratis jika banting setir menjadi pengusaha. Selain memiliki dana darurat, miliki pula asuransi untuk menghindari hilangnya atau terkurasnya tabungan Anda karena sejumlah risiko atau musibah yang muncul menimpa diri Anda. Bila Anda sama sekali belum memiliki asuransi dan hanya punya bujet terbatas untuk membayar jaminan kesehatan, pertimbangkanlah untuk membeli asuransi rawat inap terlebih dahulu. Sementara itu, bila Anda harus menjalani proses rawat jalan, manfaatkan BPJS Kesehatan. Selain itu, jika Anda adalah pencari nafkah, Anda wajib melindungi keluarga dengan memiliki asuransi jiwa. Ketahui pula bahwa semakin tua usia Anda ketika membeli asuransi, makin mahal pula premi yang harus Anda bayarkan. Kenali bisnis yang dijalani dan kesehatan keuangan usaha Anda Sangat bahaya bila Anda sendiri tidak memahami bisnis yang dijalani dengan baik. Sebuah rencana bisnis akan bisa menjawab pertanyaan penting tentang apa yang Anda jual? Siapa pangsa pasar Anda? Seperti apa proyeksi bisnis Anda? Dan, bagaimana Anda menjaga kesehatan keuangan di usaha Anda. Lakukan pencatatan keuangan usaha Anda agar bisa mengenali kesehatan keuangan Anda dengan baik. Dan yang tidak kalah penting adalah, pisahkan rekening pribadi dan rekening bisnis Anda. Nah, untuk menyederhanakan dan memudahkan proses transaksi bisnis Anda, sebaiknya Anda memanfaatkan Point of Sales POS atau kerap disebut kasir online. Awalnya, POS hanya berfungsi untuk membantu dan memudahkan para pemilik bisnis dalam menjalankan transaksi. POS bisa menghitung secara cepat, menyimpan uang, dan juga mencetak invoice atau struk bagi para pelanggan. Seiring perkembangan teknologi, fitur POS bertambah. POS berevolusi menjadi tempat penyimpanan data customer, menghitung laba dan rugi, bahkan untuk merekap laporan penjualan. Dengan POS, kecepatan transaksi yang sangat berpengaruh dalam penjualan dapat semakin mempercepat proses, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa semakin meningkat. Mulai dari yang kecil Banting setir dari karyawan menjadi pengusaha tentu bukan hal yang mudah, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa menerima penghasilan rutin bulanan dari pemberi kerja. Tidak salah untuk memulainya secara perlahan, sebut saja dengan menjalankan bisnis sampingan skala kecil. Tentu saja, dengan bisnis sampingan Anda tidak akan kehilangan sumber penghasilan tetap Anda dari pekerjaan utama. Lambat laun, ketika bisnis sampingan itu berkembang dan bisa menghasilkan uang lebih dari sekali gaji bulanan yang diperoleh, Anda pun bisa totalitas fokus menjalani usaha. Memulai berbisnis sebagai seorang pemula dibutuhkan strategi agar brand Anda bisa menarik banyak pelanggan sehingga sukses mencetak cuan. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah membuat website toko online. Mengapa? Jika Anda memang bermaksud membangun brand awareness, Anda perlu paham konsekuensi memanfaatkan marketplace untuk pemasaran produk hanya akan membuat pelanggan mengingat marketplace yang digunakan instead of brand. Berbeda halnya dengan website toko online yang sangat strategis untuk membangun brand. Anda bisa mendesain website agar sesuai dengan branding yang diinginkan. Dengan begitu, USP dan kelebihan produk bisa ditonjolkan dengan baik. Website toko online juga membuat Anda memiliki kendali atas data penjualan hingga memiliki kontak online calon pelanggan. Sehingga, semua upaya marketing bisa dilakukan secara terpusat. Itulah 6 tips persiapan karyawan menjadi wirausahawan. Bagaimana, tertarik banting setir menjadi wirausahawan?
Berdasarkandata terakhir, thn 2005, sarjana yang menganggur sebanyak 183.629 orang, pada tahun 2007 menjadi 740.000 dan awal tahun 2009 melonjak menjadi 1.000.000 orang yang menganggur. Hal ini sangat diwaspadai karena setiap tahunnya Indonesia memproduksi 300.000 sarjana dari 2.900 PTN/PTS di Indonesia; 2.
Jakarta, IDN Times - Bekerja menjadi seorang karyawan tidak selamanya menyenangkan. Gaji yang kurang besar hingga lingkungan kantor tidak mendukung mungkin membuat kamu terbesit pikiran untuk banting setir menjadi wirausahawan dan membuka bisnis membuka usaha sendiri, maka kamu akan menjadi bos untuk dirimu. Kamu tidak perlu lagi bekerja menunggu arahan atau perintah dari upaya itu kerap terbentur ketidaktahuan untuk memulainya dari mana. Maka dari itu, berikut ini IDN Times berikan tips berupa langkah-langkah persiapan banting setir dari karyawan menjadi wirausahawan seperti dikutip dari Tetapkan pengeluaran bulananilustrasi merencanakan pengeluaran dengan matang GrabowskaLangkah pertama sebagai persiapan menjadi wirausahawan adalah dengan menetapkan pengeluaran bulanan secara itu penting dilakukan sebab, pemasukan ketika kamu menjadi seorang wirausahawan bisa saja lebih besar daripada saat masih menjadi seorang satu hal yang perlu kamu ingat adalah pemasukan itu tidaklah tetap. Artinya, ada kemungkinan kamu dapat dalam jumlah besar, tetapi ada juga kemungkinan menerima penghasilan dalam jumlah yang sebab itu, kamu perlu menetapkan pengeluaran bulanan dalam angka yang pasti, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun lainnya. Dengan begitu, kamu bisa menghitung berapa dana darurat dan uang pertanggungan asuransi yang kamu butuhkan. Baca Juga 5 Tips Persiapan Banting Setir dari Karyawan Jadi Wirausahawan 2. Harus siap dana daruratilustrasi menabung dana darurat SpanicLangkah berikutnya dalam persiapan menjadi wirausahawan adalah dengan menyiapkan dana darurat. Dana darurat ini mesti disesuaikan dengan pengeluaran tetap kamu per tidak memiliki penghasilan tetap, wirausahawan atau pengusaha juga berpotensi untuk mendapatkan penghasilan yang kurang atau bahkan tidak mendapatkannya sama mengapa dana darurat jadi satu hal yang sangat kamu butuhkan kalau-kalau kamu mengalami kejadian tidak mengenakkan di tengah dana darurat yang mesti kamu siapkam setidaknya setara lebih dari enam kali atau 12 kali pengeluaran tetap bulanan Memiliki proteksiIlustrasi Asuransi IDN Times/Aditya Pratama Biasanya ketika menjadi karyawan, kamu akan mendapatkan proteksi alias perlindungan berupa asuransi kesehatan. Namun, hal itu tidak akan ada ketika kamu memutuskan menjadi seorang tidak akan lagi bisa mendatkan asuransi gratis ketika menjadi seorang pengusaha. Asuransi ini sangat perlu kamu miliki guna menghindari hilangnya atau terkurasnya tabungan karena sejumlah risiko atau musibah yang bisa kapan saja terjadi kamu belum memiliki asuransi sama sekali dan memiliki bujet terbatas untuk membayar jaminan kesehatan, maka sebaiknya memulai membeli asuransi rawat inap terlebih sisi lain, jika kamu harus menjalani proses rawat jalan, maka kamu bisa memanfaatkan BPJS Kesehatan. Kemudian, jika kamu telah berkeluarga dan bertindak sebagai kepala keluarga maka wajib hukumnya untuk melindungi keluarga kamu dengan membelikan mereka asuransi Kenali bisnis yang dijalani dan kenali kesehatan keuangan usahamuIlustrasi Bisnis. IDN Times/Aditya Pratama Dalam persiapan menjadi wirausahawan setelah sebelumnya menjadi seorang karyawan, kamu mengenali bisnis apa yang akan dijalani. Jika kamu tidak mengenali bisnis yang akan kamu jalani, maka itu akan menjadi bumerang buat dirimu karena itu, kamu perlu membuat rencana bisnis atau biasa disebut sebagai business plan guna menjawab segala pertanyaanmu tentang bisnis yang akan kamu juga perlu untuk melakukan pencatatan keuangan. Hal itu agar kamu mengenali sejauh mana kesehatan keuangan usaha yang akan kamu jalankan. Baca Juga Galau Pilih Asuransi Jiwa atau Asuransi Kesehatan? Ini Jawabannya 5. Memulai dari yang kecilIlustrasi Bisnis. IDN Times/Aditya Pratama Banting setir dari seorang karyawan menjadi wirausahawan bukan menjadi hal mudah. Hal itu lantaran kamu terbiasa menerima penghasilan bulanan secara tetap sebagai karyawan, sedangkan wirausahawan belum tentu bisa mendapatkan penghasilan tetap setiap karena itu, ada baiknya kamu memulai bisnis dari skala kecil terlebih dahulu. Caranya adalah dengan melakukan bisnis sampingan bersamaan dengan pekerjaan kamu sebagai seorang karyawan. Strategi itu bisa dilakukan ketika kamu ingin mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus menghilangkan pendapatan tetap kamu konsisten, bukan tidak mungkin bisnis sampingan itu menjadi besar dan kamu bisa sepenuhnya lepas dari status karyawan dan beralih menjadi kamu siap menjadi wirausahawan? Semoga berhasil dengan tips-tips di atas ya!
iqPrLn. af11oyhol5.pages.dev/457af11oyhol5.pages.dev/331af11oyhol5.pages.dev/440af11oyhol5.pages.dev/500af11oyhol5.pages.dev/341af11oyhol5.pages.dev/257af11oyhol5.pages.dev/40af11oyhol5.pages.dev/11
seorang karyawan yang ingin menjadi wirausaha mandiri sebaiknya